Selasa, 15 November 2016

Contoh RPP Mata Pelajaran Fiqih Kelas 7 MTs


#TugasKuliahPAI


Assalamu'alaikum...
Ini salah satu RPP buatan saya semester ini semoga bermanfaat untuk contoh teman-teman dalam membuat RPP, barangkali ada kesalahan mohon koreksinya ya :-)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                                 : MTs Sa’diah Al-Ma’mun
Mata Pelajaran                      : Fiqih
Materi                                   : Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliyah Sunah
Kelas/Semester                     : VII/Genap
Tahun Pelajaran                    : 2016/2017
Alokasi Waktu                      : 20 Menit (1x Pertemuan)

A.    Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 
3.      Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mengolah,  menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.     Kompetensi Dasar
1.3  Menghayati hikmah dari shalat sunnah
3.6  Memahami ketentuan shalat sunnah ghoiru muakkad
3.7. Menjelaskan macam-macam shalat sunnah ghoiru muakkad
C.    Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya, menalar/mengasosiasi, mendiskusikan  dan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan mampu:
1.      Menghayati hikmah dari shalat sunnah
2.      Menjelaskan ketentuan shalat sunnah ghoiru muakkad
3.      Menjelaskan macam-macam shalat sunnah ghoiru muakkad
D.    Materi Pembelajaran
1.      Ketentuan Shalat Sunnah Gairu Muakkad
Yaitu shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak dikerjakan).
Salat Sunnah Gairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, diantaranya:
a.       Salat Sunnah Rawatib Gairu Muakkad, meliputi:
1)      Empat rakaat sebelum shalat Ashar
Sabda Rasulullah Saw:
عَنْ ا بْنِ عُمَرَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ اَرْبَعًا (رواه الترمذي)
Dari Ibnu Umar, telah bersabda Nabi saw: Allah memberi rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat (sunah) empat rakaat sebelum asar.” (HR. Tirmizi).
2)     Dua rakaat sebelum shalat Maghrib
Sabda Rasulullah Saw:
عَنْ عَبْداللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّ اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ . ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ "لِمَنْ شَاءَ" كَرَاهِيَةَ اَنْ يَتَخَذَهَا النَّاسُ سُنَّةً (رواه البخارى)
Artinya: “Dari Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah Saw  bersabda: Salatlah sebelum magrib, Salatlah sebelum magrib, kemudian pada kali yang ketiga beliau bersabda: “bagi yang menghendakinya”.(Beliau bersabda demikian) karena takut orang-orang menganggapknya sebagai sunnah muakkad.”  (HR. Bukhari).
3)     Dua rakaat sebelum shalat Isya
Sabda Rasulullah Saw:
عَنْ عَبْداللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّ اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : بَيْنَ كُلِّ اَذَنيْنِ صَلاَةٌ ,ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ "لِمَنْ شَاءَ" (رواه اجماعة)
Artinya: “Dari Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah Saw  bersabda:        ‘antara kedua azan itu ada shalat sunah, ‘antara kedua azan itu ada shalat sunah,kemudian pada kali yang ketiga beliau bersabda: “bagi yang menghendakinya”. (HR. Jamaah)
b.      Salat Istisqa’ (mohon hujan)
Rasulullah pernah shalat mohon hujan. Dijelaskan oleh Ibnu Abbas:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:  خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ( رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ)
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah hati, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
Shalat sunnah istisqa’ ini hukumnya sunnah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di tanah lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.
c.       Salat khusuf/kusuf (salat gerhana)
Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف ) dan juga kusuf ( الكسوف ) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari. Rasulullah pernah melakukannya sebagaimana hadis, Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata:
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu terjadi gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berjalan cepat sambil menyeret selendangnya hingga masuk ke dalam masjid, maka kamipun ikut masuk ke dalam masjid. Beliau lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga matahari kembali nampak bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Al-Bukhari)
d.      Salat Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat sunah dua rakaat dikerjakan menjelang tidur malam hari. Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua pilihan oleh Allah Swt. Pilihan tersebut ditunjukan lewat mimpi tidur malam.
Apabila sekali shalat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah swt maka agar malam-malam berikutnya diulang shalat lagi sampai Allah memberikan pilihan.
Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)
2.      Hikmah Shalat Sunnah
Banyak sudah macam-macam shalat sunnah yang kita pelajari dan kita ketahui, tapi apakah cukup dengan mengetahuinya saja amal kebaikan dan bekal kita untuk di akhirat kelak akan bertambah? Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Demikian bunyi pepatah yang yang sering kita dengar.
Adapun hikmah shalat sunnah yang akan kita dapatkan adalah:
a.       Hati akan menjadi tenang dan tentram karena selalu dekat dengan Allah Swt.
b.      Salat sunnah dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya
c.       Allah Swt. akan bangun sebuah rumah di surga bagi orang yang melaksanakan shalat sunnah rawatib 12 rakaat dalam sehari semalam
d.      Sebagai tambahan bekal amal soleh di akhirat kelak.
E.     Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan                      : Scientific Approach
Strategi/Model                 : Active Learning
Metode                                         : Diskusi, presentasi, tanya jawab, everyone is teacher dan penugasan.
F.     Media/alat dan Sumber Belajar Pembelajaran
Media/alat                                    : Video, Buku paket, Laptop, Kertas Manila, LCD Proyektor, dan Speaker.
Sumber Belajar                            : Buku Siswa Fiqih MTs Kelas VII (Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014)
G.    Kegiatan Pembelajaran
No.
Rincian Kegiatan
AlokasiWaktu
A.
Pendahuluan
·         Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
·         Memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
·         Memotivasi siswa untuk bersyukur karena masih di beri kesehatan dan umur panjang semoga senantiasa memanfaatkannya untuk kebaikan salah satunya  dengan beribadah.
·         Membangkitkan semangat siswa di awal pembelajaran dengan bernyanyi “Happy song”
·         Memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari Shalat Sunnah ghairu muakkad dengan tema “Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliyah Sunnah”.
3 Menit
B.
Kegiatan Inti
Mengamati
·         Guru menginstruksikan siswa untuk duduk melingkar.
·         Guru memperlihatkan gambar dan video gerhana matahari, daerah yang kekeringan, dan orang yang kebingungan dan meminta siswa untuk mengamatinya.
·         Guru menjelaskan secara umum maksud dari ketiga gambar tersebut.
·         Siswa dibagi kertas tentang shalat sunnah ghairu muakkad untuk dibaca dan difahami masing-masing.
Menanya
·         Siswa berdialog secara interaktif dengan guru tentang topik Shalat sunnah ghoiru muakkad.
·         Siswa berdiskusi tentang ketentuan Shalat sunnah ghoiru muakkad.
Mengumpulkan informasi
·         Guru menayangkan video tentang shalat
·         Siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 4  siswa.
·         Siswa dalam kelompok diminta untuk mendiskusikan dan mencari data/informasi mengenai shalat sunnah ghairu muakkad yang sebelumnya telah dibaca masing-masing.
·         Mendiskusikan perihal “Hal apakah yang didapatkan atau dirasakan ketika sudah melaksanakan shalat sunnah?”
Menalar/Mengasosiasi
·         Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan dari data dan informasi ketentuan shalat sunnah ghoiru muakkad.
·         Guru melaksanakan permainan “cerdas cermat mahkota” per kelompok (Siapa yang mahkotanya paling atas mereka pemenangnya) untuk menguji sejauh mana penguasaan materi siswa terhadap apa yang dipelajari
Mengkomunikasikan
·         Guru meminta siswa untuk kembali duduk melingkar.
·         Melaksanakan review terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru mengadakan permainan presentator memanggil untuk menentukan siswa yang akan menjelaskan materi.
·         Guru meminta siswa yang lain yang menentukan hal apa yang harus dijelaskan oleh temannya.
·         Siswa lain mengajukan komentar dan pertanyaan kepada siswa  yang presentasi.
·         Guru dan siswa bersama-sama merumuskan kesimpulan besar tentang shalat sunnah ghairu muakkad dan macam-macamnya serta menghayati hikmahnya.

Guru melaksanakan evaluasi tulis pembelajaran dengan memberikan soal pilihan ganda untuk dikerjakan oleh siswa.
15 Menit
C.
Penutup
·         Bersama-sama melakukan refleksi secara bersama terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
·         Memberi apresiasi terhadap semangat belajar siswa
·         Menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas terstruktur
·         Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk senantiasa mau untuk mengamalkan apa yang telah dipelajari yakni shalat sunnah ghoiru muakkad sebagai implementasi dari pembelajaan saat ini.
·         Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa  (Membaca hamdalah, dan do’a kafaratul majlis).
2 Menit
H.    Penilaian Pembelajaran
1.    Penilaian Afektif
Teknik Penilaian: Penilaian Diri
Instrumen Penilaian
No.
Pernyataan
Pilihan Jawaban
Jml.
Skor
Selalu 
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1.
Saya melaksanakan shalat istikharah setiap kali kebingungan dalam menghadapi dua pilihan





2.
Saya ikut melaksanakan shalat sunnah gerhana ketika terjadi gerhana





3.
Saya merasa tentram dan tenang ketika telah melaksanakan shalat sunnah ghoiru muakkad





4.
Saya ikut melaksanakan shalat istisqa ketika terjadi kekeringan di desa saya





5.
Saya merasa bersemangat setiap kali dilaksanakan pembelajaran tentang shalat





Keterangan Pengisisan Skor
Jumlah skor

Keterangan
Nilai
Nilai akhir
Selalu                : 4
Sering                : 3
Kadang-kadang : 2
Tidak pernah     : 1
Skor yang diperoleh
............... X 100 = ....
Skor maksimal

CATATAN: ………………








2.      Penilaian Kognitif
Teknik Penilaian: Soal benar salah
Instrumen Penilaian
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan petanyaan benar atau salah!
1.      Salat sunnah ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak dikerjakan)
(……)
2.      Shalat istikharah tidak termasuk dalam shalat sunnah ghairu muakkad
(……)
3.      Apabila melaksanakan shalat hati akan menjadi tenang dan tentram karena selalu dekat dengan Allah Swt.
(……)
4.      Shalat istikharah termasuk dalam shalat sunnah ghairu muakkad
(……)
5.      Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf.
(……)
Kunci Jawaban:
1.      Benar
2.      Salah
3.      Benar
4.      Benar
5.      Salah
Keterangan Skor: Setiap soal yang dijawab benar mendapatkan nilai 20
Nilai =



Mengetahui,
Kepala MTs Sa’diah Al-Ma’mun




Akhmad Affandi, M. Ag

Kuningan ,      November 2016


Guru Mata Pelajaran Fiqih
Kelas 7



Diah Siti Hartinah, S.Pd.I



Tidak ada komentar:

Posting Komentar